Ekstraksi adalah penyarian
zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu
untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.
Ekstraksi ini didasarkan pada
perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai
terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Perkolasi adalah proses
penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat
pada simplisia dalam suatu percolator. Perkolasi bertujuan supaya zat
berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang
tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia
ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai
keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan.
Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya
larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran
(friksi).
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur
ruang. Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah
tidak mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi
bahan alam terlihat pada tetesan perkolat yang sudah tidak berwarna.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
- Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
- Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.
Perkolasi Bertingkat
Dalam proses perkolasi biasa, perkolat yang dihasilkan tidak dalam
kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk
simplisia, maka terjadi aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah
disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut akan menghasilkan
perkolat yang pekat pada tetesan pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat
yang encer.
Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi
bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang,
disari dengan cairan penyari yang baru. Hal ini diharapkan agar serbuk
simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya serbuk simplisia yang
baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan demikian akan diperoleh
perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional, termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :
Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional, termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :
- Jumlah percolator yang diperlukan
- Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi
- Jenis cairan penyari
- Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi
- Besarnya tetesan dan lain-lain.
Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan
dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:
- Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya
- AmpAs dengan mudah dapat dikeluarkan.
Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku
sebagai percolator pertama.