Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding seldan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dank arena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dsalam sel dengan yang diluar sel,maka larutan yang terpekat didesak
keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk
penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan
penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak
mengandung benzoin, stirak dan lain-lain.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan
peralatan sederhana dan mudah diusahakan, unit alat yang dipakai sederhana,
hanya dibutuhkan bejana perendam, biaya operasionalnya relatif rendah, prosesnya
relatif hemat penyari, tanpa pemanasan. Kerugian cara maserasi adalah pengerjaanya
lama, dan penyariannya kurang sempurna.
Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :
1. Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400 - 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemnasan diperoleh keuntungan antara lain:
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400 - 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemnasan diperoleh keuntungan antara lain:
a. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya
lapisan-lapisan batas.
b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut
mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding
terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruhpada
kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu
dinaikkan.
d. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu
dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap kembali ke
dalam bejana.
2. Maserasi dengan Mesin Pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3. Remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi 2. Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
Cairan penyari dibagi menjadi 2. Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi Melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
5. Maserasi Melingkar Bertingkat
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara
sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi
masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B), yang
akan didapatkan :
a. Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan
bejana penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat
diperbanyak sesuai dengan keperluan.
b. Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan
penyarian dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil
penyarian yang maksimal
c. Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk
simplisia yang baru,hingga memberikan sari dengan kepekatan yang maksimal.
Penyarian yang
dilakukan berulang-ulang akan mendapatkan hasil yang lebih baek daripada yang
dilakukan sekalidengan jumlah pelarut yang sama.